DAGANGBERITA.COM - Penderita gangguan Psikopat termasuk ke dalam gangguan Jiwa kepribadian antisosial. Pengidap kondisi ini tidak memiliki perasaan dan emosi. Mereka cenderung memiliki ciri ciri bersikap kasar dan gegabah tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Baca Juga: Alasan Kenapa Wanita Mendesah Saat Hubungan Seksual
Jika diartikan, Psikopat adalah orang yang memiliki gangguan kepribadian, yang ditunjukkan dengan perilaku kasar, tidak sensitif, manipulatif, dan antisosial. Nama gangguannya sendiri adalah psikopati.
Seorang Psikopat dapat memiliki sikap yang bertentangan dengan norma-norma sosial, kurang bertanggung jawab, sulit membedakan perilaku yang baik dan buruk, serta kurang memiliki rasa empati. Selain itu, seorang Psikopat juga bisa bersifat manipulatif, gegabah, dan berperilaku kasar terhadap orang lain.
Baca Juga: Tujuan Pernikahan Agar Anda Punya Garis Keturunan dan Memilki Rasa Kasih Sayang
Psikopat merupakan gangguan kepribadian yang ditandai dengan beberapa ciri, seperti perilaku antisosial, tidak memiliki empati, dan memiliki temperamen yang sulit diprediksi.
Psikopat umumnya sulit terdeteksi karena penderitanya dapat terlihat atau berpenampilan normal, bahkan cenderung mudah disukai banyak orang.
Psikopat memiliki perilaku mudah marah, jengkel, tidak sabar, mengancam, agresif, dan mencaci maki, mudah tersinggung, cepat emosi, sifat kekanak-kanakan, dan selalu bebas untuk menentukan apa keinginannya. Hal tersebut hasil dari kurangnya pengendalian akan kemarahan dan emosi.
Seorang Psikopat diketahui tidak memiliki kesadaran terkait baik dan buruk ini. Dia bisa secara biasa melakukan hal buruk pada orang lain tanpa adanya rasa bersalah sama sekali. Sedangkan pada sosiopat, kesadaran ini masih ada di dalam diri mereka walau sangat lemah.
Seorang Psikopat memiliki egosentris yang tinggi dengan ciri-ciri Psikopat selanjutnya, sosok anak yang selalu menganggap dirinya hebat (dalam arti tertentu). Merasa tidak bersalah dan tidak ada penyesalan atas segala tindakannya. Seorang Psikopat memang akan mengakui perbuatannya, di sisi lain begitu meremehkan atau menyangkal akibat dari perbuatannya, serta memiliki alasan untuk tidak peduli.
Seorang Psikopat sangat sulit untuk mengendalikan dirinya. Bagi seorang Psikopat, tidak ada waktu untuk mempertimbangkan baik atau buruknya perbuatan yang akan dilakukan. Tidak peduli atas apa yang telah diperbuat atau memikirkan tentang masa depan. Seorang Psikopat amarahnya mudah terpicu akan hal-hal kecil, mudah emosi terhadap kritik, kekecewaan, kegagalan, dan mudah menyerang hanya dari alasan sepele.
Seorang Psikopat cenderung untuk mencuri disebabkan karena Kleptomania (suka mencuri) Kleptomania adalah gangguan kebiasaan dan impuls (impulse control disorder) yang ditandai dengan sulitnya menahan dorongan untuk mencuri. Dorongan untuk mencuri itu bukan muncul karena mereka membutuhkan atau menginginkan barang tersebut. Bukan pula karena mereka tidak mampu membelinya.
Seorang Psikopat selalu suka melanggar peraturan. Kebanyakan orang memiliki pengetahuan untuk membedakan apa yang benar dan salah. Namun, Psikopat tidak suka dengan adanya peraturan, sehingga sering kali melanggar, berselisih, atau terjerat masalah hukum. Mereka percaya bahwa pikiran merekalah yang benar dan tidak akan merasa bersalah jika melakukan kesalahan.
Seorang Psikopat Cenderung Membunuh dan Dendam. Orang Psikopat cepat emosi... memiliki pikiran pendek saat emosi dan marah... melakukan pembunuhan terhadap orang yang berbuat kesalahan kepadanya... membunuh tanpa sadar dan menganggap hal yang biasa.
Seorang Psikopat sangat memiliki rasa cemburu yang hebat. Menurut psikologi Salovey (1991) berpendapat cemburu adalah emosi yang dialami ketika seseorang merasa hubungan dengan pasangan terancam dan mengakibatkan hilangnya kepemilikan, biasanya ini akan timbul apabila ada pihak ketiga dalam hubungan tersebut.
Menurut Penelitian, Cemburu Bukanlah Tanda Cinta, Ini Penjelasannya. Fimela.com, Jakarta Banyak orang yang bangga dengan kecemburuan dan mengatakan itu sebagai tanda cinta. Ini ternyata keliru. Itu adalah tanda ketidakamanan dan refleksi dari melihat pasangan sebagai objek yang harus dimiliki.
Artikel Terkait
Mitologi Indonesia Trending Topic di Twitter Setelah Gunung Merapi Meletus, Begini Kisah Mitos Gunung Merapi
Kalau Kamu Sedih, Ingat Kata Ijat Teman Upin Ipin, Meme Ini Punya Makna Inspiratif
Kelebihan Orang Berzodiak Pisces Dalam Bercinta Bisa Buat Pasangannya Menggelepar
Haram Bagi Wanita Mencium Bau Surga, Minta Cerai Tanpa Alasan Yang Jelas
Bolehkah 'Mendesah' Saat Berhubungan Intim Suami Istri Dalam Agama Islam
Kenapa Kamu Melakukan Zina, Banyak Yang Menjawab Karena Cinta ?
Ini Profil Sejarah dan Kapasitas 6 Stadion Sepak Bola Venue Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia
Oknum Anggota TNI Turut Terlibat Perampokan ATM Bank Panin di Riau
Argentina Sudah 6 Kali, Ini Sejarah Negara Juara Piala Dunia U-20 Sejak 1977, Indonesia?
3 Kutukan Piala Dunia U-20: Bagi Asia, Afrika dan Juara Bertahan
Mengungkap Arti dan Kepanjangan BIB yang Lama Viral, Seperti Singkatan BAB di Toilet Umum
Awalan 'L' Kode Wilayah Bagian Depan Nomor Pelat Kendaraan di Surabaya Ternyata dari Pasukan Inggris