DAGANGBERITA.COM - Indonesia mampu melalui berbagai tantangan di tahun 2022 dengan sangat baik,disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. Hal ini ditunjukkan dengan pemulihan ekonomi yang kuat, pandemi Covid-19 yang terkendali, dan kegiatan masyarakat sudah mulai pulih. Prestasi inilah yang menjadi bekal bagi Indonesia memasuki tahun 2023 dengan optimisme.
Baca Juga: Untuk Mengembangkan UMKM Naik Kelas Penyaluran Melalui KUR Ditargetkan 30%
Namun demikian, pencapaian ini tidak lantas membuat Indonesia berpuas diri. Menkeu mengatakan, di tahun 2023 Indonesia juga menyiapkan dan menata diri untuk menjaga Indonesia terhadap tantangan-tantangan baru.
“ Tahun 2023 ditandai dengan situasi dimana perekonomian dunia tren-nya melemah. Ini karena berbagai faktor,” ungkap Menkeu pada Acara Peringatan Hari Bakti Perbendaharaan Tahun 2023 di Malang, Rabu tanggal 18 Januari 2023 kemarin.
Lebih lanjut, Menkeu menjelaskan faktor yang dimaksud yakni inflasi tinggi karena komoditas, kenaikan suku bunga, dan konsekuensinya kepada pelemahan ekonomi. Untuk itu, ia menyampaikan bahwa terdapat empat hal yang menjadi fokus di tahun 2023.
Pertama, inflasi. Menurut Menkeu, inflasi harus dijinakkan karena dapat mempengaruhi banyak hal. Ini menjadi atensi Presiden Joko Widodo agar seluruh institusi Pemerintah, tidak hanya Bank Indonesia, untuk bergerak bersama menjaga agar inflasi terkendali. Karena inflasi yang muncul tidak hanya berasal dari demand side yang berasal dari jumlah uang beredar, namun juga sisi supply side, dari logistik, dari distribusi.
Baca Juga: Bahaya Ciki Ngebul Mengunakan Nitrogen Cair Membuat Tenggorokan Seperti Terbakar
“Saya berharap tentu Kementerian Keuangan dengan instrumen fiskalnya, kita punya anggaran ketahanan pangan. Di situ termasuk untuk pertanian. Kita punya dana transfer ke daerah. Pemerintah daerah, pusat semuanya bersama-sama mengatasi inflasi, terutama dari sisi supply side dan distribusi,” harap Menkeu.
Kedua, berfokus menurunkan atau menghilangkan kemiskinan ekstrem. Menkeu mengatakan, dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi seperti Indonesia biasanya dibarengi dengan inequality yang juga melebar. Untuk itu, Pemerintah memberikan perhatian menggunakan fiscal tools APBN.
Baca Juga: Siap Siap Kartu Prakerja Akan cairkan Uang Rp.4,2 Juta Tahun 2023 Ini
“Anggaran kita untuk bantuan sosial Rp479 triliun tahun ini. Subsidi energi kita mencapai lebih dari Rp330 triliun. Apakah itu mengurangi kesenjangan? Apakah dia targeted? Apakah efektif? Bagaimana kita bisa menggunakan instrumen fiskal secara lebih baik? Itu adalah bagian yang dimana kita di Kementerian Keuangan meskipun arahan Bapak Presiden kepada seluruh pimpinan daerah kita harus menyimak dan meyakinkan bahwa tugas kita di Kementerian Keuangan sinkron dengan tujuan nasional,” tandas Menkeu.
Ketiga yakni stunting. Anak-anak balita yang kurang gizi, nantinya akan menyebabkan pertumbuhan tidak maksimal. Angka stunting sudah turun dari 33% ke 24%, namun masih akan didorong untuk jauh berkurang.
“Teman-teman Kementerian Keuangan harus berpikir bagaimana instrumen fiskal dan peranan kita untuk bisa mendorong agar stunting menurun. Bekerja sama dengan seluruh pihak, kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah karena keberadaan kita di seluruh Indonesia,” ungkap Menkeu.