DAGANGBERITA.COM - Hampir selama 4 tahun tidak bertemu akhirnya dua pemimpin negara Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un bertemu. Dalam pertemuan kali Korut dan Rusia ada misi dagang.
Yang mana Putin tampaknya memberikan bantuan potensial kepada Kim ketika pemerintahannya sendiri terkena sanksi atas invasi besar-besaran ke Ukraina, yang tampaknya menghambat akses terhadap teknologi Rusia.
Baca Juga: Aman dan Cepat Hamil, Ini Resep Dari Dokter Boyke Untuk Pasutri
Hal ini disampaikannya saat seorang reporter bertanya kepada Putin apakah Rusia akan membantu Korut meluncurkan satelit dan roketnya sendiri dan ia menjawabnya dengan, "Itulah alasan kami datang ke sini."
Pemimpin Korea Utara menunjukkan minat yang besar terhadap luar angkasa, peroketan, dan mereka mencoba mengembangkan luar angkasa. " Karena itu kami akan menunjukkan objek baru kami," kata Putin, dikutip dari The Washington Post Kamis tanggal (14/9/2203).
Baca Juga: Dengan Harga Rp.6,5 Jutaan, Kita Tunggu Kehadiran Motorola Edge 40 Neo di Indonesia
Selain itu dalam pertemuan kedua petinggi negara ini di Rusia hanya menghasilkan informasi seperti Putin dan Kim berjabat tangan di Kosmodrom Vostochny di Wilayah Amur Rusia, Kim mendapat tumpangan dengan limusin Aurus buatan Rusia milik Putin, serta Kim bersulang untuk Putin, menjanjikan Rusia akan menghukum kekuatan jahat yang mengganggu Putin.
Sebelumnya untuk diketahui pada Juli lalu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pergi ke Pyongyang dengan membawa daftar belanjaan. Setelah satu setengah tahun pertempuran berintensitas tinggi di Ukraina, stok amunisi Rusia telah sangat terkuras.
Saat itu para pejabat Amerika Serikat (AS) memperingatkan Korut dan Rusia sedang mempertimbangkan kemungkinan kesepakatan untuk menambah pasokan bagi perang melawan Ukraina. Korut diketahui memiliki persenjataan yang cukup besar di semenanjung Korea.
Hal ini memberikan potensi imbalan bagi Pyongyang. Rezim Kim sangat terisolasi. Berbagai sanksi telah menargetkan Korea Utara atas program rudal nuklir dan balistiknya. Bahkan Rusia telah menandatangani sanksi terhadap Korea Utara di masa lalu.
Namun hal ini memberikan ketidakpastian besar terkait potensi pertukaran teknologi antara Korea Utara dan Rusia. AS yakin Pyongyang telah menjadi pemain dalam perang Ukraina dan memberikan senjata kepada kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner.
Namun Yevgeny Prigozhin, pendiri Wagner, menepis tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai gosip dan spekulasi sebelum dia meninggal ketika pesawatnya jatuh dari langit bulan lalu.
Jika Rusia menyerahkan teknologi peluncuran ini ke Korut, dunia mungkin akan menyaksikan dampak global yang lebih luas dari perang darat terbesar di Eropa sejak tahun 1945. Selain itu, konvergensi dua negara pariah mungkin akan terjadi dengan cara yang tidak terduga dan berbahaya.****
Artikel Terkait
Review Perang Rusia vs Ukraina Hari Ini 13 September 2023: Serangan 6 Drone Hingga Korea
Apakah Kamu Pernah Merasakan Gatal Dilubang Ekor
Masalah Berkurangnya Lahan Pangan dan Konflik Lahan Menjadi Isu Strategis di Kabupaten Kampar- Riau
Tim SAR Cari Penambang Emas di Kuansing-Riau, Yang Tertimbun Tanah Longsor
Dihutan Pinggir Laut Bengkalis 30 Pekerja Migran Ilegal Diamankan
Mengenai Tiktok, Menkominfo Budi Arie Beda Pandangan Dengan cara Pandang Menteri Teten Masduki dan Zulhas
Tahukah Anda Negara Yang Memiliki Sumur Yang Usianya Lebih 4000 Tahun
Dampak Banjir Bandang Yang Dipicu Badai, Sebanyak 10.000 orang hilang dan 5000 Meninggal di Libya