Temuan Lahan Pertanian Kuno di Situs Purbakala Liyangan Indonesia

- Sabtu, 11 Maret 2023 | 01:04 WIB
Temuan Lahan Pertanian Kuno di Situs Purbakala Liyangan Indonesia
Temuan Lahan Pertanian Kuno di Situs Purbakala Liyangan Indonesia

DAGANGBERITA.COM - situs purbakala Liyangan di Negara Indonesia adalah kompleks kepurbakalaan (peninggalan arkeologi) kawasan pemukiman yang mencakup sisa-sisa bangunan (Candi, rumah), jalan, sawah/ladang, serta berbagai artefak yang berlokasi di Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah.

Situs Liyangan awalnya adalah lokasi tempat penggalian pasir oleh masyarakat, namun sejakada penemuan peninggalan situs purbakala di berhentikan dari areal situs yang di tentukan, perkiraan hingga tahun 2020 memiliki cakupan luasan kurang lebih 4 hektare (juga mencakup desa tetangga, Tegalrejo) dan mungkin akan meluas, terletak di lereng timur Gunung Sindoro, berjarak kurang lebih 20 kilometer arah barat laut dari pusat kota Temanggung, searah dengan kompleks Umbul Jumprit.

Temuan Lahan Pertanian Kuno di Situs Purbakala Liyangan Indonesia
Temuan Lahan Pertanian Kuno di Situs Purbakala Liyangan Indonesia
Meskipun laporan penemuan artefak di sini telah ada sebelumnya, secara resmi penemuan situs ini diumumkan pada tahun 2008. Penggalian arkeologi dilakukan setelah kegiatan penambangan pasir di tapak tersebut melaporkan penemuan struktur bangunan. Penemuan pertama berupa talud, yoni, arca, dan batu-batu Candi.

Penemuan selanjutnya sebuah bangunan Candi yang tinggal bagian kaki dan di atasnya terdapat sebuah yoni yang unik (memiliki tiga lubang). Candi ini dinamakan Candi Liyangan.

Penelitian dan penggalian lebih lanjut dilakukan Balai Arkeologi Yogyakarta pada 2010 dan 2011 menyimpulkan bahwa situs tersebut bukan merupakan Candi besar tetapi sebuah perdusunan dari masa MATARAM Kuno.

Temuan Lahan Pertanian Kuno di Situs Purbakala Liyangan Indonesia
Temuan Lahan Pertanian Kuno di Situs Purbakala Liyangan Indonesia
Berdasar gambaran hasil survei penjajakan, Balai Arkeologi Yogyakarta menyimpulkan bahwa Situs Liyangan merupakan situs dengan karakter kompleks, yang mengindikasi sebagai situs permukiman, situs ritual, sekaligus situs pertanian.

Situs Liyangan memiliki kekhasan yang tidak ditemukan pada situs temuan lainnya dari masa Hindu di Jawa: di situs ini ditemukan sisa-sisa kayu dan bijian serealia (gabah) yang hangus.

Penemuan pertama pada tahun 2008 mengungkapkan adanya talud, yoni, arca, dan batu-batu Candi di situs itu. Selanjutnya, ditemukan pula bangunan Candi yang tinggal bagian kakinya saja. Di atas kaki Candi itu, ditemukan sebuah yoni yang memiliki bentuk unik. (Memiliki Tiga Lubang).

Setelah Balai Arkeologi Jawa Tengah dan DIY melakukan penelitian di sana, terungkaplah bahwa tempat itu dulunya merupakan bekas pemukiman Kuno yang telah berusia 1.000 tahun, hingga akhirnya tempat itu terkubur oleh muntahan lahar Gunung Sundoro yang meletus besar pada abad ke-11.

Situs Liyangan merupakan tempat peninggalan Kuno yang terlengkap. Selain batu-batuan Candi, di sana ternyata juga ditemukan peninggalan lain seperti sisa bangunan tempat peribadatan, potongan bangunan sisa tempat tinggal, dan benda perkakas rumah tangga.

Situs Liyangan menjadi sangat menarik karena komponennya banyak sekali. Salah satu di antaranya adalah adanya bekas prasarana jalan. Itu baru ditemukan di Liyangan dan sebelumnya di situs Ratu Boko. Tapi yang di situs Ratu Boko itu tidak SEBAGUS yang ada di Liyangan.

Selain bekas pemukiman, di tempat itu juga ditemukan bekas lahan pertanian Kuno. Temuan itu didasarkan pada jejak-jejak yang ditemukan meliputi bentuk lahan, sistem pangairan, peralatan pertanian, dan temuan temuan tumbuhan dan bahan panganan dalam bentuk arang.

Selain itu di sana juga ada yoni pipih bundar berdiameter 2 meter yang berperan sebagai jantung pertanian Kuno karena berada di tempat yang paling tinggi. Yoni itu juga diduga sebagai pusat tempat upacara sebelum bertani.***

Editor: A. Muharram

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X